🃏 Perbedaan Siraman Adat Sunda Dan Jawa

Rp2000.000 - Rp5.000.000. Hiburan dan Dokumentasi. Rp10.000.000. Tentu saja rincian biaya di atas tidak mengikat dan bisa berbeda-beda untuk masing-masing orang. Seorang pria mengaku dirinya menghabiskan biaya sekitar Rp33 juta untuk melangsungkan pernikahan dalam adat Sunda, sudah termasuk mahar hingga resepsi pernikahan. Terakhir parebut bebetian & hahampangan dimana diharapkan kedepannya kedua mempelai akan diberi kelancaran rezeki dan segera mendapatkan keturunan. Siraman Adat Jawa Urutan teratas sebelum siraman dalam tradisi Jawa, calon mempelai wanita akan melakukan sungkeman kepada kedua orang tua. Prosesisiraman adat Jawa dan prosesi siraman adat Sunda memiliki sedikit perbedaan. Meskipun, pada dasarnya makna dalam prosesi upacara adat pernikahan ini sama. Mulai dari ngecagkeun aisan, ngaras, percampuran air siraman, ngebakan atau ritual siraman itu sendiri, potong rambut, rebutan parawanten, suapan terakhir hingga prosesi tanah rambut. Acaraprosesi pernikahan adat Sunda ini biasanya berlangsung selama satu minggu hingga sebelum akad nikah. Umumnya, seserahan dalam prosesi pernikahan adat Sunda berjumlah mulai 6 hinnga 8 kotak untuk pihak perempuan. Meski begitu, jumlahnya dapat bertambah bergantung pada kemampuan dan kesanggupan dari pihak laki-laki. PihakSunda merasa lebih tua dan terhormat dari pihak Jawa. Sehingga tidak begitu heran ketika banyak kosakata dan arti yang. Sejarah Literasi Bahasa Sunda dalam Bujangga Manik, Jonathan Rigg, dan Ki Gembang. Adalagi, kalau di Jawa itu COKOT berarti MENGGIGIT, namun kalau Sunda, COKOT itu AMBIL. Keduakeluarga besar bisa jadi memiliki banyak perbedaan latar belakang. Untuk menghargai peristiwa monumental tersebut, sangat wajar sekali tatkala pernikahan dirayakan melalui berbagai tahapan prosesi yang sangat panjang, serta penuh dengan simbol-simbol tertentu. Siraman sendiri ternyata merupakan adat dari Jawa dan Sunda. Simakpenjelasan lebih lengkapnya mengenai upacara adat Sunda berikut ini. Upacara Adat Sunda untuk Pernikahan 1. Neundeun Omong (Menyimpan Janji) 2. Narosan atau Nyeureuhan (Lamaran) 3. Nyanggakeun (Seserahan) 4. Ngeuyeuk Seureuh 5. Membuat Lungkun 6. Berebut Uang 7. Ngebakan atau Siraman Pernikahan 8. Ngecakeun Aisan 9. Ngaras 10. Moh. Roqib. 2007: 79) Sedangkan ritual asli adat pernikahan orang sunda sedikit sederhana dengan proses awal yang sama yakni melamar. Secara umum ritual adat jawa dan sunda itu sama sebelum dan sesudah akad nikah. Namun ada beberapa perbedaan antara keduanya. Ada beberapa ritual yang tidak ada dalam ritual adat jawa. Carradan Aria mengusung tema traditional wedding. Carra sendiri memang menyukai ragam budaya Indonesia. Kebetulan juga keluarga Carra dan Aria dating dari latar belakang penuh budaya. Aria berdarah Sunda-Jawa, sedangkan Carra Gorontalo dan Sunda. Keduanya pun memutuskan untuk menggunakan semua adat latar belakang keluarga masing-masing. . Buat kamu yang ingin menikah dalam adat tradisional Jawa atau Sunda, prosesi siraman merupakan salah satu tradisi yang kerap sebelum hari-H pernikahan. Baik calon pengantin wanita maupun pria, umumnya kedua calon mempelai sepakat adakan siraman. Banyak yang berpikir kalau tradisi siraman di mana-mana itu sama ritualnya. Padahal, prosesi siraman adat di Indonesia itu ada sedikit perbedaannya, pun dilakukan untuk memandikan calon mempelai agar kembali bersih dan suci. Nah, buat yang belum tahu, simak dulu yuk bedanya tradisi siraman adat Jawa dan Sunda dalam ulasan berikut Tahap awal prosesi siraman dalam adat Jawa yaitu sungkeman untuk meminta izin menempuh hidup baruProsesi siraman dalam adat Jawa dimulai dengan sungkeman. Pada tahap ini, calon pengantin memita izin akan memulai hidup baru bersama pasangan hidup yang telah dipilih. Maka tak heran kalau baru momen sungkeman saja nuansa haru sangat kental Sementara adat Sunda dimulai dengan ngengcangkeun aisan, yakni ibu calon mempelai akan lepaskan gendongan saat menuju ke tempat siramanSementara siraman dalam adat Sunda dimulai dengan ngengcangkeun aisan. Ibu calon mempelai akan melepaskan kain gendong saat menuju tempat siraman bersama sang ayah sambil membawa lilin. Jika sungkeman dalam adat Jawa untuk meminta restu izin menikah, ngengcangkeun aisan memiliki makna bahwa orangtua mempelai sebentar lagi akan menyelesaikan tanggung Tahap selanjutnya dalam adat Jawa yaitu prosesi inti siraman dimulai. Calon mempelai disiram pakai air yang diambil dari 7 sumberSetelah sungkeman, prosesi siraman dalam adat Jawa selanjutnya diisi dengan calon pengangtin disiram dengan air dari tujuh sumber. Tak lupa, air siraman tersebut juga telah ditaburi kembang setaman. Nah yang menyiramnya pun nggak sembarang orang lo. Pertama-tama jumlahnya harus ganjil dan dimulai secara berurut, mulai dari ayah, ibu, dan orang-orang yang dituakan semisal mbah/eyang, bude, dan yang menyiram terakhir yaitu juru itu, calon mempelai akan digendong ayahanda menuju kamar mempelai untuk melakukan prosesi ngerik. Nah, akan ada juru rias yang siap membersihkan rambut-rambut halus si calon Sebelum tahap inti siraman dilakukan, dalam adat sunda masih ada ritual yang harus dilakukan, yaitu dipangkonmembasuh kaki orangtua Dok. Isni & Vicko – Ilham Tawakal Photographer, Robby Suharlim via Sebelum memulai tahap inti siraman, dalam adat sunda masih ada ritual lain yang harus dilakukan yaitu dipangkon. Maksudnya adalah orangtua mempelai akan memangku calon pengantin, lalu kaki mereka akan dibasuh oleh calon mempelai. Selanjutnya, ada prosesi calon mempelai disemprotkan parfum yang bertujuan bagi si calon mempelai senantiasa mengharumkan nama keluarga. Tak berhenti disitu, calon mempelai juga harus melewati tujuh lembar kain. Prosesi ini bermakna kalau calon mempelai diharapkan selalu bersabar, memiliki tubuh yang sehat, pribadi yang tabah, beriman, bertaqwa, dan itu prosesi inti siraman dilakukan. Seperti di adat Jawa, dalam adat Sunda prosesi siraman dilakukan pakai air yang telah dimasukkan kembang Air siraman pada umumnya tidak hanya untuk menyiram badan, tapi juga untuk kumur-kumur dan lainnyaAir siraman sebenarnya tidak hanya untuk menyiram badan calon mempelai. Melainkan juga untuk kumur-kumur, bersihkan wajah, telinga, leher, kaki dan tangan sebanyak 3 kali. Dan yang terpenting yaitu prosesi ini berakhir dengan ditandai juru rias yang mengatakan “sudah berakhir masa remajanya” sambil pecahkan kendi di depan calon mempelai, dilihat oleh orangtua dan para siraman dalam tiap daerah memang beda-beda. Walau begitu, maknanya tetap sama yaitu untuk memandikan diri calon mempelai agar kembali bersih dan suci. Tak lupa, siraman juga menjadi momen bagi sang anak meminta izin kepada orangtua. Pun sebaliknya, siraman juga sebagai momen orangtua melepas tanggung jawabnya. Makna Siraman Dalam Adat Jawa dan SundaSiraman biasa dilaksanakan menjelang prosesi pernikahan. Tradisi ini menjadi simbol penyucian jiwa agar kelak calon mempelai dapat mengarungi bahtera rumah tangga dengan jiwa dan raga yang sendiri memiliki arti “memandikan”. Memandikan calon pengantin sebelum hari pernikahannya dipercaya sebagai simbol membersihkan diri agar bersih dan suci secara lahir dan batin sebelum menjalani hidup rumah masyarakat Jawa, pernikahan dianggap bukan hanya sebuah peristiwa bertambahnya keluarga baru, melainkan sebagai bentuk ikatan yang terdiri dari dua keluarga keluarga besar bisa jadi memiliki banyak perbedaan latar belakang. Untuk menghargai peristiwa monumental tersebut, sangat wajar sekali tatkala pernikahan dirayakan melalui berbagai tahapan prosesi yang sangat panjang, serta penuh dengan simbol-simbol sendiri ternyata merupakan adat dari Jawa dan Sunda. Karena letaknya berdekatan tradisinya agak mirip, apa saja sih perbedaan antara siraman adat jawa dan adat sunda? Yuk simak artikel berikut ini..Prosesi Siraman Adat Jawa1. SungkemanCalon mempelai akan sungkem kepada orang tua sekaligus meminta izin untuk menikah dengan orang yang telah dia pilih sebagai pasangan pengantin akan disiram dengan air yang diambil dari 7 sumber mata air dan telah ditaburi kembang setaman. Orang yang bertugas menyiram harus berjumlah ganjil, baik itu tujuh atau sembilan orang. Biasanya dimulai dari ayah, ibu, kemudian orang yang dituakan dalam keluarga, dan diakhiri dengan juru NgerikSetelah siraman selesai, calon pengantin akan degendong oleh sang ayah menuju kamar pengantin untuk melakukan prosesi selanjutnya yaitu ngerik. Di sini calon pengantin akan dibersihkan dari rambut-rambut halus yang ada di wajah dan tengkuknya oleh juru Tanam RikmoSetelah itu rambut dari kedua mempelai akan digabungkan dan ditanam di halaman rumah orang tua. Tahapan ini disebut tanam rikmo. Tujuannya yaitu untuk mengubur semua hal buruk sehingga kelak akan mendapat kebaikan dan kebahagiaan dalam berumah Dulangan PungkasanYang terakhir yaitu dulangan pungkasan. Di tahap ini calon mempelai akan mendapat suapan terakhir dari kedua orang tua. Hal ini menandakan berakhirnya kewajiban orang tua dalam memberi penghidupan pada sang Siraman Adat Sunda1. Ngencangkeun aisanDalam tahap ini, ibu dari mempelai wanita akan melepaskan gendongan untuk menuju tempat siraman ditemani ayah yang mendampingi dengan membawa lilin. Hal tersebut mengandung makna bahwa kedua orang tua akan segera mengakhiri tanggung jawabnya yang akan digantikan oleh suami DipangkonCalon mempelai wanita akan dipangku oleh kedua orang tuanya. Selanjutnya yaitu ngaras, di sini calon pengantin akan membasuh kaki kedua orang tua yang dimulai dari sang ayah terlebih membasuh kaki, calon mempelai wanita akan dioles/disemprot dengan minyak wangi. Di sini tersirat harapan bahwa sang putri akan terus membawa nama harum calon mempelai wanita juga harus melewati tujuh lembar kain yang menyiratkan permohonan supaya kelak calon mempelai senantiasa diberi kesabaran, kesehatan, ketawakalan, ketabahan, keteguhan iman yang kuat dan selalu istiqamah menjalankan SiramanSama seperti siraman adat Jawa, di sini calon mempelai wanita juga akan disiram dengan air yang telah ditaburi kembang setaman. Tiap-tiap bunga memiliki arti mawar agar calon pengantin selalu jujur, melati supaya terus membawa harum nama keluarga serta disukai oleh siapa saja, dan bunga kenanga yang membawa harapan agar calon pengantin membawa kesejukan dan keteduhan NgerikSetelah selesai siraman, calon pengantin akan dibersikan dari rambut-rambut halus di wajah dan tengkuk dalam tahap Parebut Beubeutian & HahampanganArtinya berebut makanan berupa umbi-umbian dan makanan ringan. Di sini ada sebuah harapan agar kedua mempelai diberi kelancaran rezeki dan segera mendapatkan moment special Anda bisa diabadikan dengan sempurna, Anda bisa sewa jasa fotografer professional. Photomotion Indonesia salah satunya. Yuk booking sekarang! Hubungi 0812 988 25 988 Serupa tapi Tak Sama, Inilah Perbedaan Ritual Siraman Adat Jawa dan Sunda By Ade Mutia 21 Mar 2022 Viewers 2792 Di Indonesia, jelang pernikahan umumnya ada berbagai persiapan yang dilakukan oleh kedua calon mempelai pengantin, terutama bagi mereka yang menggunakan prosesi adat. Sebagai contoh, pernikahan adat Jawa dan adat Sunda, setidaknya ada 13 tahapan yang harus dilalui oleh calon pengantin. Salah satu diantaranya ada yang memiliki kemiripan, yakni prosesi siraman. Siraman dilakukan dengan maksud untuk menyucikan calon mempelai sebelum hari H pernikahan. Jika hanya dilihat sekilas, prosesi siraman baik dengan adat Jawa maupun Sunda, nampak sama saja. Namun, tahukah kamu ternyata ritual keduanya sangatlah berbeda? Tradisi siraman adat Jawa dan adat Sunda punya ciri khasnya masing-masing, baik dari tata cara pelaksanaan maupun istilah-istilah yang digunakan. Dimana saja letak perbedaannya? Berikut ini WeddingMarket berikan ulasan lengkapnya untukmu. Disimak, yuk!Fotografi MordenDalam prosesi pernikahan adat Jawa, ritual siraman dimulai dengan sungkeman. Dimana sang calon pengantin, memohon maaf sekaligus meminta restu dan izin untuk menikah kepada orangtuanya. Setelah itu, barulah orangtua akan melakukan siraman kepada sang anak. Biasanya prosesi siraman dilakukan satu hari menjelang akad nikah. Baik calon pengantin wanita maupun pengantin pria dapat melaksanakan siraman di kediamannya yang perlu disiapkan sebelum dilaksanakan siraman adat JawaAir siraman, air jernih dan bersih Bunga mawar, melati dan kenanga untuk ditaburkan ke dalam air siramanPengaron untuk tempat air siramanGayung untuk mengambil airTikar bangka, yakni tikar berukuran sekitar setengah meter terbuat dari anyaman daun pandan. Sehelai kain dan sehelai kain mori Daun-daun yang terdiri atas daun kluwih, daun koro, daun opo-opo, daun awar-awar, daun turi, daun dadap srep, alang-alang dan duri kemarungRatus, terdiri dari herbal alami, seperti kunyit, bunga mawar, temulawak, pala, dan sejenisnyaAnglo, tungku yang berfungsi seperti kompor yang terbuat dari tanah liatKendhivia instagram/likuiditayona Kuntjoro PhotographyUrutan dalam upacara siraman adat Jawa adalah sebagai berikutSungkemanFotografi MordenSeperti yang sudah disebutkan sebelumnya, urutan pertama dalam upacara siraman adat Jawa dimulai dengan sungkeman. Calon pengantin wanita sungkem kepada kedua orangtua untuk memohon doa restu untuk dipersunting oleh kekasih pilihannya. Momen sungkeman ini biasanya menjadi sangat haru, tak jarang baik calon pengantin maupun orang tua sampai menitikkan air via instagram/cantitachrilSetelah selesai sungkeman, barulah dilanjutkan dengan prosesi siraman adat Jawa. Dengan dibimbing oleh orang tua, calon pengantin yang telah mengenakkan busana siraman lengkap, dituntun menuju tempat siraman. Sementara para pengiring membawakan baki berisi seperangkat kain, handuk dan calon mempelai wanita didudukkan di atas bangku yang beralaskan tikar bangka atau tikar pandan. Diwali dengan doa, calon pengantin kemudian disiram dengan air siraman yakni air yang berasal dari tujuh sumber mata air tanah dan ditaburi dengan bunga-bunga, antara lain melati, mawar dan kenanga. Jumlah siraman yang dilakukan harus ganjil, dimulai dari sesepuh atau orang yang dituakan dalam keluarga. Kemudian dilanjutkan dengan ayah, ibu, atau saudara, dan terakhir juru rias KendiSetelah selesai dilakukan siraman, orangtua calon pengantin atau juru rias kemudian mecahkan kendi yang digunakan untuk menuang air siraman sembari mengucapkan, “Niat ingsun ora mecah kendi, nanging mecah pamore anakku [nama sang anak]”. Proses ini menyimbolkan pecahnya atau berakhirnya masa remaja sang anak, kini sebagai wanita RikmoSelanjutnya, prosesi siraman adat Jawa diteruskan dengan memotong rikmo atau rambut. Dari pihak mempelai pria juga akan menyerahkan potongan rambut yang kemudian disatukan dan dikubur di halaman rumah. Hal ini melambangkan, untuk mengubur semua hal-hal buruk, sehingga kelak rumah tangga pasangan tersebut hanya ada kebaikan dan via instagram/cantitachrilTahapan selanjutnya dalam prosesi siraman adat Jawa yakni, calon mempelai wanita digendong oleh sang ayah menuju kamar. Prosesi ini melambangkan betapa kasih sayang orang tua akan senantiasa selalu untuk anaknya, bahkan sampai menjelang sang anak memulai lembaran baru pernikahan. Apabila tidak dilaksanakan bopongan, calon pengantin akan langsung diantar oleh perias menuju atau berhiasFoto via instagram/ambarpaes_jakartaSelanjutnya di kamar, calon pengantin berganti pakaian dan bersiap untuk dikerik rambut di atas dahinya atau disebut dengan istilah Doa RestuTerakhir, calon pengantin keluar dari kamar dan menemui para tamu untuk memohon doa restu. Sementara itu, sesepuh atau pihak yang dituakan akan mengantar air siraman ke tempat calon pengantin Adat SundaFotografi MordenSama halnya dengan siraman adat Jawa, prosesi siraman adat Sunda ngebakan bertujuan untuk menyucikan calon mempelai pengantin baik secara lahir maupun batin. Prosesi siraman adat Sunda dilaksanakan 3-7 hari menjelang hari tahapan siraman adat Sunda adalah sebagai aisan melepaskan gendonganFoto Umarez PhotographyPada prosesi siraman adat Sunda, tahap pertama dimulai dengan ngengcangkeun aisan. Dimana calon pengantin akan digendong’ secara simbolis oleh sang ibu dengan melilitkan kain gendongan di tubuhnya dan sang anak. Kemudian sang ibu melepaskan gendongan tersebut, selanjutnya calon pengantin, ibu bersama ayah menuju tempat siraman. Pada tahap ini sang ayah juga membawa lilin, prosesi ini bermakna bahwa kedua orangtua akan segera mengakhiri tanggung jawabnya, dan selanjutnya digantikan oleh calon membasuh kaki orangtuaTahapan siraman adat Sunda dilanjutkan dengan prosesi ngaras. Calon pengantin akan dipangku kedua orang tua dalam prosesi dipangkon. Kemudian, si calon pengantin memohon izin kepada kedua orangtuanya untuk menikah, dilanjutkan dengan sungkem, barulah setelah itu calon pengantin akan membasuh kaki kedua orang air siramanFotografi Bingkai PhotographyUpacara dilanjutkan dengan mencampur air siraman yang berasal dari tujuh mata air dengan tujuh macam bunga beraroma wangi, disebut dengan bunga setaman. Pada prosesi siraman adat Sunda, calon pengantin akan disemprot dengan minyak wangi oleh orangtuanya. Prosesi ini bermakna, agar sang anak bisa selalu mengharumkan nama baik keluarga. NgebakanTak hanya itu, calon pengantin adat Sunda juga harus melewati tujuh lembar kain yang menyiratkan supaya selalu bersabar, sehat, tabah, beriman, bertaqwa, dan selalu istiqomah. Prosesi ini disebut ngebakan. SiramanBarulah akhirnya dilakukan siraman, prosesi yang dilakukan hampir sama dengan siraman adat Jawa. Dimana jumlahnya harus ganjil, 7, 9 atau 11 orang, dimulai dari sang ibu, ayah dan orang yang dituakan dalam prosesi siraman adat Sunda ini, rambut calon mempelai wanita juga akan dipotong sedikit layaknya ngerik pada prosesi Jawa. Hal ini melambangkan percantik diri secara lahir dan batin. Barulah terakhir dilakukan pembersihan bulu-bulu halus pada wajah, kuduk, membentuk amis cau atau sinom, godeg serta kembang turi yang disebut dengan ngeningan. Prosesi ini sebagai simbolis membuang atau membersihkan segala kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu, sehingga tidak terulang lagi di masa Parawanten Setelah selesai ngeningan, dilanjutkan dengan acara rebutan parawanten atau rebutan makanan. Makanan yang diperebutkan berupa umbi-umbian atau makanan ringan. Maknanya, sebagai harapan agar kedua mempelai mendapat rezeki yang lancar serta segera memperoleh tumpeng via instagram/ Umarez PhotographyPada prosesi siraman adat Sunda juga dilakukan potong tumpeng, yang kemudian disuapkan ke calon pengantin. Prosesi ini sebagai simbol pelepasan sang anak oleh kedua orangtuanya, untuk memulai hidup baru setelah rambutTerakhir, orangtua akan menanam potongan rambut calon pengantin, sebagai simbol mengubur segala hal buruk agar sang anak siap menjalani hidup baru yang bahagia. Rambut tersebut biasanya dikubur di pekarangan rumah. Fotografi Canola PhotoSecara umum, baik prosesi siraman adat Jawa maupun adat Sunda, keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni untuk menyucikan diri sebelum pernikahan digelar. Meskipun ada sedikit perbedaan dalam beberapa ritualnya tapi layaknya tradisi adat istiadat daerah lainnya, upacara siraman ini juga perlu dilestarikan. Supaya generasi penerus kelak tetap bisa mengenal akar budaya leluhurnya. Nah, setelah membaca ulasan di atas, sekarang sudah jelas kan dimana bedanya siraman Jawa dan Sunda? Jangan lupa untuk persiapkan pernikahan impianmu bersama WeddingMarket. Temukan berbagai diskon dan promo-promo menarik dari vendor-vendor terbaik di seluruh Indonesia. Semoga bermanfaat, ya!

perbedaan siraman adat sunda dan jawa