đŸŽŸ Pangeran Atas Angin Cirebon

SUMEDANG Yana Supriatna yang menghilang misterius di Cadas Pangeran, kini telah ditemukan di Desa Dawuan Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon . Cirebon, – Makam Pangeran P Suryanegara adalah salah satu situs yang berada di Kota Cirebon. Di sekitar area pemakaman banyak sekali pohon besar yang diperkirakan berumur ratusan tahun. Di situs tersebut P. Suryanegara dengan istirnya Nyai Ambet Kasih dimakamkan. Situs makam P. Suryanegara sendiri berada di Kampung Wanacala, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Menurut Raden Lili Alida, juru pelihara situs makam Pengeran Suryanegara, sebelum tahun 1973 makam P. suryanegara tersebut masih terbuka pada umumnya. “Dulu sebelum tahun 1973, saat ayah saya masih menjabat sebagai juru kuncinya. Karena ada usulan dari sesepuh yang dari Mertasinga, bahwa akan ada donatur yang akan membangun cungkup bangunan seperti ini,” ucap Raden Lili seraya menunjuk bangunan tersebut, Senin 18/20/2021. Diceritakan, P. Suryanegara adalah Putra Sultan Sepuh ke-4 yaitu Sultan Amir Sena. Pangeran Suryanegara juga adalah satu tokoh penyiar agama Islam sekaligus tokoh penentang kekuasaan kolonial Belanda di tanah Cirebon. “Karena Pangeran Suryanegara tidak tega melihat masyarakat ditindas oleh Belanda. Pajaknya dinaikkan. Semuanya ditindas oleh Belanda, beliau tidak terima. Makanya beliau menggalang santri se-wilayah Cirebon dari Buntet sampe Ciwaringin, berperang melawan Belanda dari tahun 1802 sampai 1819, selama 17 tahun beliau sebagai panglima dan berperang melawan Belanda,” kata Raden Lili. Raden Lili menjelaskan, pada awalnya P. Suryanegara dimakamkan di Gunung Sembung, Desa Astana, Gunungjati. Pemindahan jasad dilakukan karena adanya keberatan pihak Keraton Kasepuhan jika tokoh tersebut dimakamkan di tempat itu. Keberatan pihak keraton ini terkait dengan penentangannya atas kekuasaan Belanda. Khususnya campur tangan Belanda dalam kehidupan keraton. “Karena beliau ini orang sakti dan termasuk sesepuh yang ada di Gunungjati, setelah bermunajat kepada Allah, Pangeran Suryanegara akhirnya dimakamkan dengan syarat tanah dan pohon yang sama seperti di Gunungjati. Nah, di tempat inilah Wanacala ditemukan tanah dan pohon yang sama,” pungkasnya.***Muhammad Ratu Winahon adalah salah satu putri Sunan Gunung Jati yang lahir dari Nyimas Kawunganten, istri kedua Sunan Gunung Jati. Ratu Winahon menurut Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari lahir pada tahun 1477. Beliau juga merupakan adik dari Pangeran Sebakingkin Maulana Hasanudin Sultan Banten pertama. Ibu Ratu Winahon merupakan anak dari Sang Surosowan, sementara Sang Surosowan sendiri adalah orang yang dikemudian hari menjabat sebagai Pucukumun Banten, beliau juga merupakan putra Prabu Siliwangi Sri Baduga Maharaja dengan Kentring Manik Mayang Sunda. Selainn itu, Sang Surosowan juga merupakan adik Sang Surawisesa Raja Pajajaran kedua pengganti Prabu Sang Surosowan wafat, kedudukan Pucukumun Banten digantikan oleh anak laki-lakinya yang bernama Sang Suranggana, sementara anak perempuannya yaitu Nyimas Kawunganten dikemudian hari dinikahkan dengan Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah pada tahun 1475. Baik ayah maupun ibu Ratu Winahon adalah sama-sama cucu Prabu Siliwangi, akan tetapi lahir dari beda ibu karena Sunan Gunung Jati lahir dari Nyimas Rara Santang, yaitu putri Prabu Siliwangi yang lahir dari Nyimas Subang Larang. Baca Juga Cucu Prabu Siliwangi dan Kentring Manik Mayang SundaRatu Winahon dinikahi oleh Pangeran Atas Angin, yaitu seorang Pangeran yang berasal dari negeri atas angin, negeri ini menurut sebagian orang disebut sebagai Minangkabau namun sebagiannya lagi menyebutnya Atas Angin berdasarkan catatan Rabithah Alawiyah nama aslinya Sayyid Abdurrahman, Ratu Winahon setelah menikah dengan Pangeran Atas Angin berganti nama menjadi Syarifah Khadijah. Dari perkawinannya dengan Pangeran Atas Angin, Ratu Winahon menurut sumber tersebut juga dikisahkan melahirkan lima orang keturunan, yaituAbdullahSulaimanAhmad Tuan Idrus DarussalamMuhammad Tuanku Di Pulau, danFatimahMeskipun Ratu Winahon dikisahkan tinggal di negeri atas angin Pulau Sumatra, makam beliau dijumpai di Jawa Timur tepatnya di Desa Swadesi, Bangil, Kab Pasuruan. Makam Syarifah Khadijah, PasuruanMasyarakat setempat secara turun temurun menyebut makam tersebut merupakan makam Syarifah Khadijah binti Sunan Gunung Jati, masyarakat setempat juga mengenalnya dengan nama makam Ratu Ayu binti Sunan Gunung Jati. Baca Juga Kronologi Pernikahan Sunan Gunung Jati Tantas palavrasMeias palavrasNosso apartamentoUm pedaço de SaigonMe disse adeusNo espelho com batomVai minha estrelaIluminandoToda esta cidadeComo um cĂ©uDe luz neonSeu brilho silenciaTodo somÀs vezesVocĂȘ anda por aĂ­Brinca de se entregarSonha pra nĂŁo dormirE quase sempreEu penso em te deixarE Ă© sĂł vocĂȘ chegarPra eu esquecer de mimAnoiteceu!Olho pro cĂ©uE vejo como Ă© bomVer as estrelasNa escuridĂŁoEspero vocĂȘ voltarPra SaigonTantas palavrasMeias palavrasNosso apartamentoUm pedaço de SaigonMe disse adeusNo espelho com batomVai minha estrelaIluminandoToda esta cidadeComo um cĂ©uDe luz neonSeu brilho silenciaTodo somÀs vezesVocĂȘ anda por aĂ­Brinca de se entregarSonha pra nĂŁo dormirE quase sempreEu penso em te deixarE Ă© sĂł vocĂȘ chegarPra eu esquecer de mimAnoiteceu!Olho pro cĂ©uE vejo como Ă© bomVer as estrelasNa escuridĂŁoEspero vocĂȘ voltarPra Saigon

pangeran atas angin cirebon